"Berani Bicara, Berani Pulih" – HIMITEKA IPB Gaungkan Pentingnya Kesehatan Mental Mahasiswa Lewat Seminar Coffee Break

Foto bersama penutup yang mengabadikan kebersamaan dan senyum puas dari seluruh peserta dan Catharina Nidyaputri, M.Psi., Psikolog.

By Andre Razaq

July 30, 2025

Bogor, 22 Februari 2025 – Suasana hangat dan penuh keakraban menyelimuti Ruang Serba Guna Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) IPB University pagi itu. Bukan seminar akademik biasa, HIMITEKA (Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan) justru menggelar acara yang menyentuh sisi terdalam kehidupan mahasiswa: kesehatan mental.

Lewat program kerja unggulan bertajuk Coffee Break, HIMITEKA menyelenggarakan seminar dengan tema yang relevan dan menyentuh: “Tekanan Sosial dan Akademik: Bagaimana Mahasiswa Bisa Bertahan?”. Acara ini bukan hanya sekadar diskusi—tapi menjadi ruang aman, tempat mahasiswa bisa bicara, mendengar, dan merasa dipahami.

Dalam sambutannya, Muhammad Iqbal, S.Pi., M.Si., dosen pembina HIMITEKA sekaligus perwakilan Departemen ITK, menekankan pentingnya pemahaman kesehatan mental di kalangan mahasiswa. “Mahasiswa berada di masa transisi menuju dewasa muda. Di sinilah mereka diuji: secara akademik, emosional, dan sosial. Dengan mental health yang baik, mereka bisa menjalani kehidupan kampus dengan lebih seimbang dan produktif,” ujarnya.

Seminar ini dihadiri oleh mahasiswa aktif ITK serta para dosen konselor, seperti Prof. Dr. Ir. Sri Pujiyati, M.Si., Ir. Endang Sunarwati Srimariana, M.Si., Dr. Rastina S.T., M.T., dan Mochamad Tri Hartanto, S.Pi., M.Si. Narasumber utama adalah seorang psikolog profesional, Catharina Nidyaputri, M.Psi., Psikolog, yang saat ini berpraktik di RS Siloam Bogor.

Catharina Nidyaputri, M.Psi., Psikolog, tampak berdiskusi aktif dan menjawab pertanyaan dari para peserta.

Sebuah foto bersama yang menangkap momen kebersamaan antara para dosen dan psikolog selama coffee break.

Menyentuh Realita, Menawarkan Solusi

Materi disampaikan dengan pendekatan yang ringan tapi berbobot. Mulai dari pengenalan kesehatan mental, gejala awal gangguan psikologis, hingga strategi coping untuk menghadapi tekanan sosial dan akademik. Sesi ini menjadi begitu relevan karena mencerminkan apa yang mahasiswa rasakan sehari-hari—mulai dari tekanan nilai, ekspektasi keluarga, hingga rasa terasing secara sosial.

Catharina mengajak mahasiswa memahami bahwa mental breakdown bukan tanda kelemahan, melainkan sinyal tubuh dan pikiran untuk beristirahat. Ia juga menekankan pentingnya mengenali batas diri, menerapkan self-compassion, dan tidak takut untuk mencari bantuan profesional.

Acara tidak berlangsung kaku. Coffee Break justru dikemas santai dan interaktif. Setelah sambutan pembuka, peserta diajak mengikuti fun games untuk mencairkan suasana. Gelak tawa terdengar dari mahasiswa dan dosen yang larut dalam permainan ringan—menghapus batas formalitas.

Kemudian, peserta dibagi ke dalam sesi kelompok kecil bersama dosen konselor. Dalam forum inilah terjadi dialog terbuka—tentang kecemasan, rasa lelah, overthinking, dan bagaimana tekanan kampus kadang membuat mahasiswa merasa tidak cukup baik.

Sesi sharing ini menjadi momen healing yang penting. Mahasiswa merasa didengarkan tanpa dihakimi, dan dosen belajar lebih dalam mengenai dinamika psikologis mahasiswa

Mendorong Kesadaran, Merawat Harapan

Dengan kegiatan ini, HIMITEKA IPB University telah membuktikan bahwa organisasi mahasiswa tidak hanya bergerak di bidang keilmuan, tapi juga peduli pada aspek mental dan emosional anggotanya. Melalui Coffee Break, mereka berhasil membuka ruang baru bagi mahasiswa untuk saling menguatkan. 

Karena di tengah kesibukan akademik, kadang yang kita butuhkan bukan tambahan jam belajar, tapi ruang untuk bicara dan didengarkan.

Momen kebersamaan saat diskusi, di mana peserta terlihat berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil, berbagi pandangan dan ide.

Catharina Nidyaputri, M.Psi., Psikolog, tengah memberikan materi di area coffee break.